IMAN YANG DIPERKATAKAN
” Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis; ” Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata ”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
(2 Korintus 4: 13)
Pendahuluan
Ada suatu hubungan terhadapa apa yang kita katakan dengan iman kita, jika kita mengacu pada ayat tersebut diatas. Seorang yang mempunyai iman akan berpengaruh terhadap perkataan dan bahkan perkataannya juga membuktikan imannya.
Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, barang siapa suka menggemakannya maka akan memakan buahnya, hal ini memberi pengertian bahwa perkataan kita membawa dampak bagi diri sendiri.
Apa yang kita katakan akan mempengaruhi keputusan yang kita ambil, seperti orang yang sering mengatakan dirinya lemah, tidak mampu, pasti kalah, maka dia sudah memutuskan dirinya untuk menjadi pecundang.
Hiduplah dengan perkataan-perkataan Firman Allah, sebab itu akan memberi pengaruh yang luar biasa yaitu kita akan menikmati kebenaran dan janjinya.
Didalam alkitab ada beberapa contoh peristiwa orang-orang yang menyatakan imannya dengan memperkatakannya dan itu mendatangkan mujizat.
Gembala Pembina sering menyampaikan bahwa perkatakan, perkatakan karena itu akan memberi pengaruh yang baik bagi iman kita ( Markus 11 : 23 ” Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah kedalam laut ! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya ”.
Iman yang dinyatakan dengan perkataan dan tidak ragu serta tidak bimbang, maka hal itu akan terjadi seperti yang dikatakannya.
Seperti beberapa peristiwa dibawah ini.
1. Peristiwa Wanita 12 tahun Pendarahan ( Markus 5 : 28 )
Didalam ayat ini wanita berkata ” Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh ”. Didalam kondisi yang masih sakit parah, sudah berkali-kali berobat ternyata tidak sembuh, menghadapi fakta real yang sulit karena hartanya sudah habis, kebanyakan orang dalam kondisi seperti ini menjadi stress, putus asa, menerima takdir buruk karena tidak mungkin lagi bisa diubah.
Wanita ini dalam kondisi sakit memperkatakan apa yang diimaninya ” Asal kujamah jubahNya pasti sembuh ”. Dalam ayat berikutnya maka mengalirlah suatu kuasa dari diri Yesus Kristus terhadap wanita ini dan akibatnya dia disembuhkan sesuai imannya.
Iman yang diperkatakan dengan keyakinan tanpa kebimbangan dan keraguan mendatangkan kuasa dalam hidup kita.
2. Peristiwa orang kusta yang ditahirkan ( Markus 1 : 40 )
Dalam ayat ini orang kusta berkata ” Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” suatu iman yang diperkatakan dimana didalamnya mengandung keyakinan bahwa Yesus Kristus mampu dan sanggup mentahirkan dirinya.
Ditengah-tengah kesulitan, badai persoalan dan tekanan yang berat, mengapa kita tidak memperkatakan iman kita kepada Yesus Kristus bahwa ” Engkau dapat memulihkan aku, Engkau dapat menyembuhkan aku, Engkau dapat menghentikan badai, Engkau dapat mengubah hidupku, Engkau dapat mengangkat tekanan dalam hidupku ? ”.
Bukankah Dia Bapa kita yang baik dan selalu memberi yang terbaik buat anak-anakNya, yaitu termasuk kita ?
Perkatakan imanmu, perkatakan kebenaran firman Tuhan, perkatakan janji-janji Tuhan dan perkatakan mujizat Tuhan, ini akan memberi dampak yang baik bagi tubuh, jiwa dan roh kita.
Kesimpulan
Ada hubungan antara iman dengan perkataan kita, jika kita memiliki iman maka perkataan kita akan mengucapkan iman kita. Yosua disuruh oleh Tuhan untuk memperkatakan firman, jika kita lakukan dengan mulut kita maka yang baik yang datangnya dari Tuhan akan menggenapi kebenaran firman yang kita ucapkan.
Wanita 12 tahun ditengah pendarahannya berkata ” asal kujamah saja jubahNya aku pasti sembuh dan orang kusta ini juga menyatakan keyakinannya, jika Engkau mau maka engkau dapat mentahirkan aku ” maka keduanya mengalami kuasa kesembuhan dan mujizat.
Biarlah perkataan yang keluar dari mulut kita adalah perkataan yang merealisasikan dan yang berisi iman dan kebenaran firman Tuhan, sehingga janji-janjiNya yang kita ucapkan terjadi dan tergenapi.
(2 Korintus 4: 13)
Pendahuluan
Ada suatu hubungan terhadapa apa yang kita katakan dengan iman kita, jika kita mengacu pada ayat tersebut diatas. Seorang yang mempunyai iman akan berpengaruh terhadap perkataan dan bahkan perkataannya juga membuktikan imannya.
Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, barang siapa suka menggemakannya maka akan memakan buahnya, hal ini memberi pengertian bahwa perkataan kita membawa dampak bagi diri sendiri.
Apa yang kita katakan akan mempengaruhi keputusan yang kita ambil, seperti orang yang sering mengatakan dirinya lemah, tidak mampu, pasti kalah, maka dia sudah memutuskan dirinya untuk menjadi pecundang.
Hiduplah dengan perkataan-perkataan Firman Allah, sebab itu akan memberi pengaruh yang luar biasa yaitu kita akan menikmati kebenaran dan janjinya.
Didalam alkitab ada beberapa contoh peristiwa orang-orang yang menyatakan imannya dengan memperkatakannya dan itu mendatangkan mujizat.
Gembala Pembina sering menyampaikan bahwa perkatakan, perkatakan karena itu akan memberi pengaruh yang baik bagi iman kita ( Markus 11 : 23 ” Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah kedalam laut ! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya ”.
Iman yang dinyatakan dengan perkataan dan tidak ragu serta tidak bimbang, maka hal itu akan terjadi seperti yang dikatakannya.
Seperti beberapa peristiwa dibawah ini.
1. Peristiwa Wanita 12 tahun Pendarahan ( Markus 5 : 28 )
Didalam ayat ini wanita berkata ” Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh ”. Didalam kondisi yang masih sakit parah, sudah berkali-kali berobat ternyata tidak sembuh, menghadapi fakta real yang sulit karena hartanya sudah habis, kebanyakan orang dalam kondisi seperti ini menjadi stress, putus asa, menerima takdir buruk karena tidak mungkin lagi bisa diubah.
Wanita ini dalam kondisi sakit memperkatakan apa yang diimaninya ” Asal kujamah jubahNya pasti sembuh ”. Dalam ayat berikutnya maka mengalirlah suatu kuasa dari diri Yesus Kristus terhadap wanita ini dan akibatnya dia disembuhkan sesuai imannya.
Iman yang diperkatakan dengan keyakinan tanpa kebimbangan dan keraguan mendatangkan kuasa dalam hidup kita.
2. Peristiwa orang kusta yang ditahirkan ( Markus 1 : 40 )
Dalam ayat ini orang kusta berkata ” Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” suatu iman yang diperkatakan dimana didalamnya mengandung keyakinan bahwa Yesus Kristus mampu dan sanggup mentahirkan dirinya.
Ditengah-tengah kesulitan, badai persoalan dan tekanan yang berat, mengapa kita tidak memperkatakan iman kita kepada Yesus Kristus bahwa ” Engkau dapat memulihkan aku, Engkau dapat menyembuhkan aku, Engkau dapat menghentikan badai, Engkau dapat mengubah hidupku, Engkau dapat mengangkat tekanan dalam hidupku ? ”.
Bukankah Dia Bapa kita yang baik dan selalu memberi yang terbaik buat anak-anakNya, yaitu termasuk kita ?
Perkatakan imanmu, perkatakan kebenaran firman Tuhan, perkatakan janji-janji Tuhan dan perkatakan mujizat Tuhan, ini akan memberi dampak yang baik bagi tubuh, jiwa dan roh kita.
Kesimpulan
Ada hubungan antara iman dengan perkataan kita, jika kita memiliki iman maka perkataan kita akan mengucapkan iman kita. Yosua disuruh oleh Tuhan untuk memperkatakan firman, jika kita lakukan dengan mulut kita maka yang baik yang datangnya dari Tuhan akan menggenapi kebenaran firman yang kita ucapkan.
Wanita 12 tahun ditengah pendarahannya berkata ” asal kujamah saja jubahNya aku pasti sembuh dan orang kusta ini juga menyatakan keyakinannya, jika Engkau mau maka engkau dapat mentahirkan aku ” maka keduanya mengalami kuasa kesembuhan dan mujizat.
Biarlah perkataan yang keluar dari mulut kita adalah perkataan yang merealisasikan dan yang berisi iman dan kebenaran firman Tuhan, sehingga janji-janjiNya yang kita ucapkan terjadi dan tergenapi.